Wednesday, June 19, 2013

Teori Big Bang Dalam Al-Qur'an


Big Bang atau Ledakan Dahsyat/Dentuman Besar (dikenal juga dengan sebutan Teori Dentuman Besar) adalah peristiwa yanyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1927.

 Berdasarkan pemodelan ledakan tersebut, pada mulanya alam semesta dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus-menerus hingga hari ini. Orang yang pertama kali memperkenalkan teori Big Bang adalah Georges LemaĆ®tre, seorang biarawan Roma Belgia, meski ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”.


Kerangka model teori Big Bang bergantung pada teori Relativitas Umum Albert Einstein dan beberapa perkiraan sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori Ledakan Dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann.
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta yang sekarang dengan cara pemisahan satu dengan yang lain.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa jika alam semesta terbentuk melalui ledakan raksasa, maka sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi itu juga harus tersebar merata di semua penjuru alam semesta.

Bukti yang “seharusnya ada” itu pada akhirnya memang ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang itu tanpa sengaja. Radiasi tersebut, yang dinamakan radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa, dan diketahui sebagai sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi Nobel untuk penemuan mereka.

Kemudian, pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta, dan penemuan itu dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, yang juga membuktikan kebenaran teori Big Bang.

Bukti penting lain untuk Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam banyak penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Apabila alam semesta tidak memiliki permulaan, dan jika ia telah ada sejak dahulu kala, maka unsur hidrogen itu seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Berdasarkan pengukuran terbaik pada tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian dijadikan rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori itu telah memberikan penjelasan paling lengkap dan akurat, yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.

 Segala bukti meyakinkan di atas menyebabkan teori Big Bang diterima oleh semua masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.

Didalam Al-Qur'an

Sebelum saya menjelaskannya, Sebaiknya anda membaca ayat berikut:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al-Anbiya’ : 30)
Kemudian kita pahami teori Big Bang (Dentuman Besar ) …


“ Seluruh materi dan energi dalam alam semesta pernah bersatu membentuk sebuah bola raksasa. Kemudian bola raksasa ini meledak sehingga seluruh materi mengembang karena pengaruh energi ledakan yang sangat besar.”

Kata “ratq” yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.

Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.

Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

Perhatikan juga kalimat : “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.

PERHATIKAN JUGA FIRMAN ALLAH …

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (adz-dzariyat:47)


Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan alon yang sedang ditiup.

Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount Wilson thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut.

Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati warna merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.

Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einsten yang menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.

Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.

Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.

Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan tersebut sepeti sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.

Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan hanya sekedar “teori”, tetapi sudah menjadi “keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.

Sungguh Maha Besar Allah Dengan Segala Firmanya.

3 comments:

  1. Assalamualaikum wr.wb,
    jika semua benda di dalam alam semesta pada awalnya suatu wujud dan kemudian terpisah-pisah oleh karena suatu ledakan berarti teori big bang kurang tepat.

    kita mengetahui bahwa atas seluruh kejadian pada awalnya melalui proses.

    sebelum sesuatu itu ada, yg ada hanya Allah.
    surat al anbiya ayat 30 hanya menegaskan setelah proses terjadi
    ,
    Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

    tetapi bagaimana situasi sebelumnya?
    firman Allah:
    "Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS. Hud: 7)

    sebenarnya dari air lah semuanya dijadikan oleh Allah S.W.T.
    bukankah sampe sekarang ini kaum kafir masih menyangka teori big bang? dangkal benar pikiran mereka dan benarlah firman Allah diatas itu.

    wassalamualaikum wr.wb,
    sayyid

    ReplyDelete
  2. Teori big bang ialah kepercayaan golongan atheist. Ia tiada kena mengena dengan Islam. Sebagai orang Islam kita tahu bhw alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan Yang Maha Berkuasa iaitu ALLAH SWT. Segala ayat AlQuran yg dipetik itu bukan bukti kejadian big bang tetapi bukti penciptaan ALLAH. So jangan keliru kerana ia boleh membawa anda menjadi murtad apabila anda mengatakan bahawa big bang disebut di dalam Al Quran.

    ReplyDelete